Pages

Thursday, June 9, 2011

MERAUP UNTUNG Berkat Kelapa Sawit Berpupuk Plant Catalyst

kelapa sawit (Elaeis guinensis Jacq) merupakan salah satu tanaman perkebunan primadona di Indonesia. Tahun 2000, perkebunan kelapa sawit mencapai 3,5 juta hektar yang terdiri dari perkebunan negara, swasta, dan rakyat.
Tandan buah segar (TBS) kelapa sawit merupakan bahan utama dalam industri minyak goreng. Di samping itu, minyak kelapa sawit (CPO) sedang dikembangkan secara nasional sebagai alternatif bio-diesel yang menjanjikan. Dengan permintaan yang terus meningkat, upaya peningkatan produktivitas tanaman kelapa sawit melalui input teknologi budidaya dan sarana produksi yang berkualitas akan menjadi prioritas.
Produktivitas tanaman kelapa sawit sangat tergantung pada ketersediaan unsur hara di media tumbuh tanaman. Proses pembungaan dan pembentukan buah kelapa sawit merupakan proses biokimia dan fisiologi yang kompleks dan sangat menentukan basil akhir kelapa sawit. Secara struktural dan fungsional, keterlibatan unsur hara sangat nyata dalam berbagai proses pertumbuhan tanaman kelapa sawit sehingga pasokan unsur hara makro dan mikro yang berkesinambungan sangat diperlukan agar kelapa sawit dapat berproduksi secara optimal.













Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit
Ketinggian tempat      : 0-1000m dpl (optimum 0- 400m)
Topografi ideal            : 0 - 21%
Suhu maksimal            : 22-330 C
Kelembaban (RH)       : 80%
Curah hujan                 : 2000-2500 mm/th (optimum)
Tanah dengan tekstur yang baik (lempung dan liat dengan komposisi 20-60% pasir, 10-40% debu dan 20-40% Iiat), pH optimum 5,0-5,5.


BUDIDAYA TANAMAN KELAPA SAWIT
Pembibitan
Kualitas bibit sangat menentukan keberhasilan perkebunan kelapa sawit. Bibit berupa benih yang diproduksi produsen benih yang kredibel, akan menghasilkan benih yang bersertifkat.

Metode pembibitan kelapa sawit:
1. Field Nursery: bibit kelapa sawit ditanam Iangsung ke tanah,
2. Polybag Nursed: pembibitan dilakukan dengan menggunakan polybag.

Ada dua tahapan pembibitan yang penting:
a. Pre-Nursery (Pembibitan Awal)
  • Benih yang mulai berkecambah ditanam pada kantong-kantong plastik kecil (baby polybag) yang telah diisi tanah dan diletakkan pada bedengan yang telah ternaungi. Siram benih pada pagi dan sore hari secara hati-hati agar kecambah tidak terbongkar Lakukan penyiangan secara manual. Pada umur 1 ,5 bulan, intensitas naungan mulai dikurangi. L.akukan seleksi bibit secara baik. Umumnya tanaman kelapa sawit pada umur 3 bulan telah berdaun 3- 4 helai dan berbentuk sempurna.
b. Main Nursery (Pembibitan Utama)
  • Lokasi untuk main nursery harus bebas dari banjir/genangan air, dekat dengan sumber air dan topografi datar. Bibit dari pre-nursery selanjutnya dipindah-tanam pada polybag hitam (50x40 cm) yang telah terisi tanah (20 kg/polybag). Lakukan penyiraman setiap hari sesuai kebutuhan tanaman. Lakukan pemupukan secara majemuk (15-15-6-4) dengan takaran 2,5-10 g per 100 bibit setiap minggu sampai umur 24 minggu. Setelah itu ganti pupuk dengan pupuk majemuk (12-12-7-4) dengan Takaran 10-25 g per 100 bibit sampai umur 52 minggu dan dapat ditambah kieserit. Lakukan pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida sesuai dosis anjuran.

Penanaman di Lahan produksi
Bibit sawit dari Main Nursery yang tumbuh normal setelah 12 bulan dipindahkan ke lahan produksi. Penanaman dimulai dengan pembuatan lubang tanam dengan ukuran lebar atas 60x60 cm, lebar bawah 40x40 cm dan tinggi 60 cm. Jarak antar lubang (jarak tanam) 9,3x 9,3 m segitiga sama sisi. Bibit kelapa sawit selanjutnya ditanam pada lubang tanam yang telah diberi Rockphosphate dengan takaran 500 g/lubang.

Pemeliharaan Tanaman di Lahan Produksi
a. Penyulaman
Bibit kelapa sawit pada areal produksi yang mati atau .
tumbuh tidak normal sehingga harus segera diganti, yaitu pada periode 0-2 tahun. Penanaman bibit sulaman sama seperti penanaman awal. Penyulaman TBM III tidak dianjurkan, kecuali pada areal yan cukup luas.

b. Penanaman Legume Cover Crop
Di sekitar tanaman tidak boleh dibiarkan terbuka sehingga perlu dikembangkan penanaman tanaman penutup tanah seperti jenis tanaman kacang-kacangan. Ini dapat menekan erosi dan pengendalian gulma.
Jenis tanaman penutup tanah yang digunakan termasuk kelompok Ieguminosa, sering disebut dengan istilah LCC (Legume Cover Crop), diantaranya Peuraria javanica, Centrosema pubescent, Calopogonium cearulium dan Centrocema plumeria. Penanaman LCC dapat dilakukan dengan biji maupun stek. Penanaman dengan biji dapat dilakukan secara tugal dan larikan. Biji LCC yan akan ditanam dicampur Rockphosphate (1:1), kemudian ditabur secara tugal atau larikan. Disamping LCC, pengendalian gulma juga dapat dilakukan secara manual dan kimiawi.

c. Pemupukan dasar
Pemupukan merupakan tindakan pemeliharaan kelapa sawit yang sangat penting. Jumlah dan jenis pupuk yang diberikan harus tepat. Penentuan dosis pupuk biasanya didasarkan pada analisis jaringan tanaman (daun) dari tanaman kelapa sawit yang dibudidayakan. Pemupukan dasar dilakukan 6 bulan sekali, yaitu awal musim hujan dan akhir musim hujan. Sebagai acuan takaran pupuk yang diaplikasikan pada tanaman sawit TBM dan TM adalah sebagai berikut:

d. Aplikasi Plant Catalyst 2006

e. Pengendalian hama dan penyakit
serana hama dan penyakit pada kelapa sawit harus dikendalikan agar kehilangan hasil tanaman kelapa sawit dapat dihindari. Hama yan sering menyerang tanaman kelapa sawit adalah ulat api, ulat kanton, kumbang, belalang, tikus dan babi hutan.
Penyebab penyakit yan sering menyeran tanaman kelapa sawit adalah cendawan, bakteri, virus, dan nematode. Jenis penyakit yang sering ditemukan mencakup Crown Disease, Marasmius Palmovorus (busuk tandan), Pear Rot (busuk pucuk) dan Ganoderma (busuk batang).
Pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan dengan menggunakan pestisida sesuai anjuran. Penggunaan pupuk yan berimbang dapat membantu pencegahan terhadap seranan hama dan penyakit secara dini.


PANEN DAN PASCA PANEN
Pemanenan kelapa sawit meliputi tiga kegiatan utama, yaitu :
  1. Pemetikan buah (TBS) yang telah masak.
  2. Pengumpulan brondol di sekitar pohon dan membawanya bersama TBS ke TPH (tempat pengumpulan hasil)
  3. Pengangkutan TBS dan brondol dari TPH ke pabrik.

Kriteria masak (matang) ada tiga:
  • Kurang matang (jika 12,5-25% buah luar membrondol)
  • Matang I (jika 25-50% buah luar membrondol).
  • Matang II (jika 50-75% buah luar membrondol)

Tandan buah segar (TBS) harus dipanen dengan criteria matang yang tepat. Jika kurang matang kandungan minyak akan rendah (kurang dari 20%) dan jika terlalu matang mutu minyak akan rendah karena kandungan ALB tinggi (lebih dari 5%)


Peran Plant Catalyst 2006 pada Tanaman Kelapa Sawit
  • Meningkatkan kualitas daun kelapa sawit lebih baik
  • Meninkatkan rasio buna betina
  • Mendorong pertumbuhan dan perkembangan bunga betina
  • Meningkatkan jumlah dan bobot TBS
  • Memaksimalkan produktivitas kelapa sawit.

No comments:

Post a Comment