Karet (hevea brasiliensis) merupakan komoditas perkebunan yang sangat menjanjikan di Indonesia. Peranan karet sangat penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi nasional sektor nonmigas.
Areal perkebunan karet dl Indonesia sangat Iuas, dikelola oleh BUMN, swasta dan yang terbesar dlkelola oleh rakyat. Sayangnya, produktlvltas karet rakyat di Indonesia maslh rendah, yaitu 300-400 kg karat kering/ha/tahun, sedangkan perkebunan besar bisa mencapai 1000-1500 kg karet kering/ha/tahun.
Hasil utama tanaman karet adalah getah karet (lateks). Lateks sangat dlpengaruhi faktor genetic dan lingkungan. Faktor genetik sangat dltentukan oleh jenis klon tanaman karet, sedangkan faktor lingkungan meliputi faktor Iklim dan status unsur hara tanah.
Syarat tumbuh tanaman karet
Suhu maksimal : 24-28 oC (RH tinggi)
Curah hujan : 1500-2000 mm/th
Lam penyinaran : 5-7 jam/hari (full)
BUDIDAYA TANAMAN KARET
Pembibitan
Bibit tanaman karet dapat diperoleh dari biji dan okulasi Bibit okulasi umumnya lebih diminati.
Bibit okulasi memerlukan batang bawah dengan sistem perakan yang kuat dan tahan penyakit, sedangkan batang atas diambil dari tanaman yang sehat dan memiliki potensi produksi lateks tinggi. Sumber benih berasal dari tanaman yang sehat dan telah berumur 10 tahun.
Pembuatan benih okulasi
Benih-benih hasil seleksi dideder pada bedengan. Setelah 4-7 hari benih mulai berkecambah dan dipindahkan ke areal pembibitan saat kecambah mencapai stadia pancing (sudah keluar akar dan tunas).
Kecambah ditanam dalam lubang sedalam 5 cm. setelah itu ditimbun tanah dan ditekan. Jarak tanam 40x40 cm (double row). Jika penanaman dilakukan pada kondisi tanah yang kering, perlu dilakukan penyiraman lebih dahulu, setelah penanaman dilakukan penyiraman lagi. Jika tidak ada hujan, bibitan perlu disiram pagi dan sore sampai bibit berumur 3 bulan. Sejak penanaman lakukan seleksi dan inventarisasi. Kecambah yang mati segera diganti, paling lambat seminggu setelah tanam.
Setelah kecambah berdaun dua, mulai dilakukan seleksi secara cermat. Tanaman yan off type, kerdil, tidak normal dan terkena penyakit dibuang. Saat tanaman berumur 5-6 bulan, bibit yang tumbuh normal sudah bisa diokulasi hijau, sedangkan bibit yang berdiameter kurang dari 5 mm dicabut dan dibuang.
Pembibitan karet dipupuk N-P-K-Mg (15-15-6-4) dengan takaran 5-10 g/batang/bulan.
Untuk mengurangi kompetisi dengan gulma, lakukan penyiangan 2 minggu sekali. Setelah umur 4 bulan penyiangan dilakukan sebulan sekali.
Pada fase pembibitan, jaga tanaman dari serangan hama dan penyakit seperti belalan, jangkrik, bekicot, kutu, tungau, mealdew, gloeossporrium dan helmintosporrium. Pengendaliannya dapat dilakukan dengan penggunaan pestisida.
Penanaman di lapang
Penanaman bibit karet dilahan produksi dilakukan pada musim hujan. Bibit polybag yang telah membentuk 2 payung dan daun dengan warna hijau tua merupakan stadia bibit yang paling baik ditanam di lapang.
Buat lubang tanam ukuran 60x60 cm (bagian atas/ permukaan) dan 40x40 cm (bagian dalam/ dasar) dengan kedalaman 60 cm. jarak tanam 7x3 m atau 6x4 m.
Masukkan bibit kedalam lubang tanam, lalu timbun dengan tanah sampai batas jendela okulasi. Pada saat penanaman tidak dilakukan pemupukan.
Untuk menekan perkembangan gulma dan mencegah erosi tanah, sangat dianjurkan unuk menanam tanaman penutup tanah pada lahan produksi di antara barisan tanaman karet. Tanaman penutup tanah pada lahan produksi di antara barisan tanaman karet. Tanaman penutup tanah ini sebaiknya dari kelompok leguminosa (kacang-kacanan). Sering disebut dengan istilah LCC (Leguminoseae Cover Crop), di antaranya Peuraria javanica, Caeruleum, Colopogonium mucunoides dan Centrocema plumeria. Penanaman LCC dapat dilakukan dengan biji maupun stek.
Pemupukan Tanaman Penutup Tanah (LCC)
- Campur Rock Phosphate (RP) ke benih LCC 1:1 (benih:pupuk)
- Pupuk starter:
- Umur 1 bulan: 50 kg urea + 50 kg TSP/ha,
- Umur 3, 6 dan 12 bulan dipupuk Rock Phosphate (RP), masing-masing dengan dosis 80 kg, 120 kg dan 200 kg/ha.
Pemeliharaan Tanaman di Lahan Produksi
1. Penyulaman tanaman mati/tidak normal di lahan produksi dilakukan pada umur 0-1 tahun.
2. Pengendalian gulma dapat dilakukan secara kimiawi maupun manual. Pembokoran (pembersihan gulma sekitar pohon karet) harus dilakukan khususnya pada tanaman belum menghasilkan (TBM) <2 tahun. Pembokoran pada piringan dengan diameter 1-1,5 m dilakukan sebulan sekali. Penyiangan pada TBM dilakukan secara manual agar LCC mendominasi areal TBM.
3. Penanaman karet harus dicegah dari serangan hama dan penyakit agar produksinya maksimal. Hama yang sering menyerang karet adalah:
4. Pemupukan merupakan tahapan penting dalam budidaya tanaman karet. Takaran pupuk diberikan berdasarkan umur tanaman seperti yang tampak pada table berikut.
(pupuk ditabur/ditugal dengan jarak 15 cm, 30 cm, 50 cm, 60 cm dan 70-100 cm untuk tanaman karet umur 1, 2, 3, 4, 5 tahun dan seterusnya).
5. Aplikasi plant catalyst 2006 pada tanaman karet
6.. lakukan pembuangan tunas samping/tunas liar yang tumbuh dari pangkal batang sampai ketinggian 185 cm dari tanah, agar pertumbuhan ke atas dapat dipercepat serta bidang sadapan yang terbentuk akan rata dan baik. Pada saat tanaman karet berumur 5-6 tahun secara fisiologis sudah masuk criteria sadap (panen).
PANEN DAN PASCA PANEN
Penyadapan karet
Tanaman karet dengan lilit batang 45 cm sudah mencapai tingkat layak sadap. Frekuensi penyadapan dapat dilakukan 2 hari sekali (d/2), 3 hari sekali (d/3), dan 4 hari sekali (d/4). Waktu penyadapan sebaiknya pagi hari, yaitu pukul 05.30 dan pengumpulan lateks pukul 11.30. bukaan sadap membentuk sudut 400 dengan bidang horizontal dan ketinggian 130 cm dari permukaan tanah. Arah sadapan dari kiri ke kanan, kedalaman 1 mm dari cambium.
Di dataran tingi, umur sadap lebih panjang di banding karet di dataran rendah. Penerapan teknik budidaya yang benar dapat memaksimalkan masa produksi karet.
No comments:
Post a Comment